LESINDO.COM – Menyebut badut sudah menggambarkan sosok yang lucu dengan kostum warna-warni mencolok, badut bisa membuat orang terhibur tidak hanya anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua. Badut sendiri adalah seorang penghibur dengan memoles wajahnya menggunakan bedak tebal warna dominan wajah di poles putih dan hidung bulat sebesar bola ping pong warna merah dan berpakaian aneh, serta fasih memperagakan mimik-mimik lucu. Profesi badut sebenarnya cukup tua, konon sudah sejak zaman Yunani kuno dan Romawi kuno.
Mereka tak hanya membuat tertawa orang-orang kaya yang stres lewat pertunjukan. Tapi juga menghibur dan mencari nafkah di jalan-jalan atau yang dikenal dengan istilah ngamen. Dengan kemampuan berpantomim dengan gerakan-gerakan slapstik yang konyol, boleh jadi merekalah salah satu penjaja hiburan jalanan tertua di dunia.
Kebanyakan badut menggunakan slapstik jenis komedi fisik yang mudah dicerna dan bermain dalam lingkup yang luas dan mencakup tiga hal utama yaitu derita, celaka dan aniaya. Komedi Slapstik biasanya lebih mengandalkan kelucuan gerak adegan ketimbang dialog atau monolog yang dibangun pemainnya. “Di Solo raya meski belum sebanyak pemain badut seperti di Jakarta, untuk badut yang menjadi ciri khas Sadam Badut Solo adalah permainan akrobat, juggling 3 stik dan juggling 3 selang air, sepeda roda satu, dan manusia egrang, karena untuk permainan akrobat butuh ketrampilan sendiri”, jelas Lestyono di kediamanya Sobokerto 1,3 km dari bandara Adi Sumarmo.
Lanjut Sadam nama panggilanya, permainan akrobat biasanya mendapat panggilan dari instansi untuk ikut karnaval dengan pakaian khas badut namun ada pesan sponsor yang harus disampaikan dan dibawa saat karnaval kadang ditempel di kostum atau sekedar membawakan sepaduk atas nama instansi. Terkadang Sadam Badut Solo juga di undang sebagai penyambutan tamu, menghibur tamu saat makan prasmanan dengan permainan sepeda roda satu, permainan juggling dalam acara pernikahan di hotel. “Alhamdulillah dengan menekuni profesi badut selama 24 tahun saya bisa menyekolahkan anak, mbangun rumah dan bisa membeli sepetak sawah untuk kesibukan jika tidak ada job pentas,” kata bapak 3 anak ini.
Sadam pernah di bayar 16 juta menyambut malam tahun baru di salah satu hotel di Solo pembuka selingan dalam durasi kurang lebih 1 jam, sebagai puncaknya artis Demian Aditya sang illusionist. “Kalau sekelas mas Demian bisa ratusan juta sekali manggung dalam acara tahun baru, kalau saya paling tidak masalah waktu 3 sebelumnya sudah konfirmasi jadwal”, paparnya
Menjadi badut ketika merantau di Ibu Kota Jakarta sebagai tukang ojek, dari sinilah awal mengenal badut dan beralih profesi memilih menekuni badut. Bersama Sanggar Badut Idola Bekasi belajar setengah tahun bersama para seniornya yang membuatnya matang, sering berlatih autodidak hingga sekarang ini. “Awalnya waktu ngojek itu sering ngatar tukang badut pentas, karena dia tidak punya sepeda sehingga saya sering mangantar ke lokasi ulang tahun anak-anak, dari sinilah saya mengenal badut dan saat sepi ojek saya ikut menemani menjadi kenek memainkan badut karakter micky mosue, dora emon, donald bebek , hello kitty, saya di bayar 20 ribu”, kenang Lestyono
Sejak tahun 1998 hampir tahun 12 menjadi penghibur badut di Jakarta, akhirnya memutuskan untuk pulang ke Solo karena pertimbangan anak-anak untuk pendidikan sekolah, dari perjuangannya sekarang Lestyono sedikit banyak sudah menikmati hasil jerih payahnya sebagai penghibur anak yang sering manggung di acara ulang tahun. Dalam satu minggu paling tidak rata-rata 3 kali pentas. Semenjak pendemi Covid-19 hampir 3 bulan tidak ada job pentas, ada jadwalpun dibatalkan karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas. Setelah lebaran ini baru beberapa kali pentas saat di temui Lesindo Sadam persiapan untuk memenuhi jadwal manggung di acara ulang tahun. Sudah menjadi komiten menekuni profesi badut mau tidak mau harus profesional agar tidak mengecewakan pelanggan. “Datang harus lebih awal sebelum jam pentas, biasanya memberikan spelling 1 jam sebelumnya karena di jalan kadang ada halangan dan juga persiapan make up karakter juga kostum”, ungkapnya.
Suka dukanya menjadi badut lanjut Sadam, menjadi penghibur itu menyenangkan dan tidak ada duka atau sedihnya, bagaimanpun profesi ini memberikan kesenangan kebahagiaan pada orang lain terutama anak-anak, selama manggung acara ulang tahun tidak ada permintaan khusus dari pelanggan hanya sering kali ada yang minta untuk disisipi pesan moral tentang pendidikan karakter, agar patuh pada orang tua, rajin beribadah jangan lupa mendoakan kedua orang tuanya, dan menjadi pribadi yang rendah hati santun. “Pernah ada juga pelanggannya yang membayar mundur tempo 1 minggu setelah pentas, 2 kali ngudang dengan waktu yang berbeda orang itu juga, ada juga yang membayar di cicil 3 kali, 2 kali saya ambil yang ke tiga sudah tidak di ambil merasa malu, ya tidak apa-apa mungkin yang ngudang dalam kesulitan ekonomi tetapi dia pingin membahagiakan anaknya”, papar bapak usia 52 tahun ini mengakhiri dengan Lesindo. (mac)