LESINDO.COM – Di balik tembok megah Keraton Kasunanan Surakarta, ada sebuah lorong sempit yang menyimpan rahasia lama: Supit Urang. Lorong berbentuk huruf “U” ini bukan sekadar akses jalan menuju jantung keraton tapi juga bagian dari sistem pertahanan kuno dan simbol keseimbangan dalam filosofi Jawa. Dalam bahasa Jawa, “supit” berarti penjepit, sedangkan “urang” berarti udang. Nama itu menggambarkan bentuk lorong yang menyerupai capit udang simbol strategi dan kewaspadaan. Lorong ini dulunya dibuat agar musuh yang masuk dapat dijebak dengan mudah: ketika dua pintu di ujungnya ditutup, mereka akan terkunci di tengah lorong tanpa bisa keluar.

“Desainnya sangat cerdas. Lorong ini bukan sekadar akses, tapi jebakan alami untuk melindungi Keraton,” ungkap KGPH Dipokusumo, salah satu kerabat Keraton Surakarta. Supit Urang membentang di antara dinding tinggi dengan lebar hanya beberapa meter. Jalannya menurun sedikit di bagian tengah, menciptakan kesan seperti masuk ke ruang rahasia.
Secara arsitektural, lorong ini menjadi bukti perpaduan antara fungsi pertahanan dan filosofi ruang dalam budaya Jawa. Siapa pun yang melintas seolah “disaring” sebelum masuk ke kawasan sakral.
Warga sekitar percaya bahwa Supit Urang memiliki aura halus. Beberapa mengaku mendengar langkah kaki misterius atau melihat bayangan samar saat melintas di malam hari. Namun bagi sebagian lainnya, rasa itu justru dianggap wajar sebagai bagian dari energi penjaga kawasan keraton. “Kalau malam terasa adem sekaligus tegang. Rasanya seperti diawasi, tapi bukan menakutkan,” kata Slamet Riyanto (56), warga Baluwarti.
Kini Supit Urang menjadi salah satu ikon wisata sejarah di Solo. Lorong ini kerap dilalui wisatawan yang berkunjung ke Kori Kamandungan, gerbang utama Keraton Surakarta.
Beberapa acara budaya, kirab, dan ritual adat juga melewati jalur ini, menandai bahwa Supit Urang tetap hidup di tengah modernisasi kota.
“Kami ingin Supit Urang tetap lestari bukan hanya mistisnya, tapi nilai sejarah dan arsitekturnya juga,” ujar Dwi Rahmawati, pemandu wisata Keraton Surakarta. Lebih dari sekadar lorong, Supit Urang adalah ruang yang menyatukan logika, keheningan, dan filosofi Jawa. Ia menjadi simbol bagaimana arsitektur tradisional tidak hanya dibangun untuk fungsi, tapi juga untuk menjaga keseimbangan batin dan harmoni alam. (Fai)