LESINDO.COM – Di tengah hiruk pikuk Denpasar yang kian modern, berdiri sebuah bangunan megah berbentuk bajra atau lonceng raksasa. Museum Bajra Sandhi, demikian namanya, tak hanya menjadi ikon kebanggaan warga Bali, tetapi juga saksi bisu perjalanan panjang perjuangan rakyat Pulau Dewata. Bajra Sandhi bukan sekadar monumen indah untuk berfoto. Di dalamnya, pengunjung diajak menelusuri diorama perjuangan rakyat Bali sejak masa kerajaan, kolonialisme Belanda, hingga era kemerdekaan. Setiap sudut museum seolah berbisik, menceritakan pengorbanan dan keteguhan hati masyarakat Bali dalam mempertahankan tanah leluhur.
“Kalau kita masuk ke ruang diorama, rasanya seperti ikut hadir di masa lalu. Ada perasaan haru sekaligus bangga melihat bagaimana leluhur kami berjuang,” tutur Jero Gede Sardula yang telah lama sebagai guide. Bajra Sandhi ini dibangun pada 1987 dan diresmikan pada tahun 2003, monumen ini merepresentasikan filosofi Hindu.

Bentuk bajra yang menjulang melambangkan suara doa dan dharma, sedangkan relief dan ukiran khas Bali yang menghiasi dindingnya menghadirkan nuansa spiritual sekaligus estetika yang memikat. Selain ruang diorama, museum juga memiliki perpustakaan, ruang pameran foto, serta area puncak yang memungkinkan pengunjung memandang panorama Kota Denpasar dari ketinggian. Dari sana, pepohonan rindang Lapangan Niti Mandala Renon terlihat membentang, tempat warga berolahraga atau sekadar bersantai.
Pengunjung dapat naik ke lantai atas melalui tangga melingkar untuk mencapai puncak dan menikmati pemandangan kota Denpasar dari ketinggian. Beberapa ulasan wisatawan menyebut bahwa bagian dalam museum terkadang terasa sederhana dan bahan pameran kurang modern atau pendingin ruangan tidak optimal ada kritik terhadap kualitas pengaturan ruang dalam museum. Namun banyak pengunjung juga memuji suasana ruang pamer, narasi sejarah yang menyentuh, serta taman dan ruang terbuka di sekeliling monumen sebagai tempat refleksi yang menyenangkan.
“Saya baru pertama kali ke sini, dan jujur kagum. Anak-anak jadi bisa belajar sejarah dengan cara yang menyenangkan,” ungkap Danik, seorang guru pendamping siswa rombongan asal Sleman Jogja. Bagi wisatawan, Museum Bajra Sandhi menawarkan pengalaman lebih dari sekadar wisata budaya. Ia adalah perjalanan batin untuk memahami bagaimana keringat, air mata, dan doa rakyat Bali dirangkai menjadi satu harmoni sejarah. Dan bagi masyarakat Bali sendiri, Bajra Sandhi adalah pengingat abadi: bahwa kebebasan hari ini lahir dari perjuangan tanpa kenal menyerah. (Sit)