LESINDO.COM – Di sebuah ruang kelas sederhana di SD Negeri Gonilan 01, Kartasura, suara lembut seorang guru terdengar menuntun murid-muridnya membaca dengan penuh kesabaran. Dialah Nur Endah Dyah Arini, S.Pd.SD., sosok pendidik yang telah mengabdikan hidupnya bagi dunia pendidikan dasar selama lebih dari dua dekade. Dengan ketulusan dan dedikasi tinggi, ia membuktikan bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati.
Awal Langkah dari Desa Ngemplak
Lahir di Surakarta, 9 Januari 1982, Nur Endah tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan nilai-nilai kerja keras dan kesederhanaan. Sejak kecil, ia telah bercita-cita menjadi guru — sebuah profesi yang menurutnya “tidak menjanjikan kekayaan, tetapi memberikan kebahagiaan.”
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Ngemplak 01, ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kartasura dan SMA Negeri 1 Kartasura. Tekadnya untuk menjadi pendidik membawanya menempuh D2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sebelas Maret (UNS), lalu melanjutkan S1 di Universitas Terbuka (UT) hingga meraih gelar sarjana pendidikan.
Dua Dekade Mengabdi di Dunia Pendidikan
Perjalanan kariernya dimulai tahun 2004 sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) di SD Negeri Wirogunan 01. Enam tahun kemudian, tepat pada 1 Januari 2010, ia resmi diangkat sebagai CPNS di SD Negeri Ngemplak 01, sekolah yang kini menjadi tempatnya menanamkan ilmu dan karakter bagi generasi muda.
Langkahnya terus menanjak, dari pangkat Pengatur II/c pada tahun 2013 hingga Penata Tk. I (III/d) pada April 2024. Namun bagi Nur Endah, pencapaian itu bukanlah tujuan akhir, melainkan hasil dari proses panjang belajar, beradaptasi, dan berinovasi dalam mengajar.
Guru yang Tak Pernah Berhenti Belajar

Di tengah kesibukannya mengajar, Nur Endah dikenal sebagai sosok guru yang gemar meneliti dan menulis. Ia telah menghasilkan beberapa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran inovatif seperti Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Tak hanya itu, ia juga menulis buku berjudul “Puisi_ku Sendiri” (ISBN 978-623-305-55-2) dan beberapa artikel ilmiah di media nasional, di antaranya “Mengajar Matematika dengan RME” (Jateng Pos, 2019) serta tulisan tentang penerapan pembelajaran berbasis HOTS di majalah Edukasi. “Menulis bagi saya adalah cara merefleksikan pengalaman di kelas. Dari situ saya belajar banyak tentang diri sendiri dan anak-anak,” ujarnya dengan senyum hangat.
Aktif di Organisasi dan Pengabdian Masyarakat
Selain berkiprah di sekolah, Nur Endah juga aktif dalam berbagai organisasi profesi seperti PGRI, KKG Gugus Kahuripan, dan Forum Guru Berkarya Kartasura. Ia bahkan dipercaya menjadi Guru Pamong PPG Prajabatan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2023/2024, membimbing calon-calon guru muda dalam praktik pembelajaran di lapangan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, ia terlibat aktif sebagai Sekretaris PKK dan Dawis Desa Ngemplak, serta menjadi bagian dari Kampung KB di bidang pendidikan. “Saya percaya, guru bukan hanya mengajar di sekolah, tapi juga menjadi pelita di tengah masyarakat,” tuturnya.
Guru Berprestasi yang Rendah Hati
Dedikasi dan konsistensinya membuahkan hasil. Tahun 2024, Nur Endah meraih penghargaan Juara I Lomba Guru SD Berprestasi Tingkat Kecamatan Kartasura. Meski demikian, ia tetap rendah hati. “Prestasi itu bukan tentang siapa yang terbaik, tapi siapa yang mau terus belajar dan berbagi,” katanya lirih.
Menanam Nilai, Memanen Karakter
Bagi Nur Endah, pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, melainkan proses menumbuhkan karakter. Ia selalu menanamkan nilai toleransi, tanggung jawab, dan empati kepada siswanya. “Saya ingin anak-anak tumbuh bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga memiliki hati yang baik,” ujarnya.
Di akhir percakapan, ia menyampaikan harapan sederhana namun mendalam: “Selama masih ada kesempatan, saya ingin terus belajar, mengajar, dan menebar manfaat. Karena sejatinya, guru yang baik adalah mereka yang tak berhenti menjadi murid.” (mac)

