LESINDO.COM – Pagi belum sepenuhnya terbangun ketika pedal sepeda gunung mulai dikayuh, pukul 05.30 WIB. Jalanan masih lengang, udara Boyolali basah oleh sisa hujan malam. Tujuan sudah jelas: Kebun Raya Indrokilo. Namun perjalanan tak pernah sepenuhnya bisa ditebak.
Separuh jarak, gerimis turun perlahan. Bukan hujan yang memaksa pulang, hanya cukup untuk membuat jalan licin dan tubuh dingin. Perjalanan sempat terhenti sekitar lima belas menit—menunggu rintik mereda, menimbang antara melanjutkan atau kembali. Pada akhirnya, pedal kembali diputar. Gerimis masih mengiringi, tapi tekad sudah melaju lebih dulu.

Sekitar pukul delapan kurang, kawasan Kebun Raya Indrokilo mulai tampak. Gerbang masih tertutup. Area parkir lengang, hamparan paving basah memantulkan cahaya pagi yang pucat. Kebun raya ini terasa sunyi, luas, dan bersih—meski jejak gerimis tipis masih terlihat jelas di dedaunan dan jalan setapak.
Menunggu gerbang dibuka, segelas teh panas menjadi penolong. Uapnya naik perlahan, menghangatkan tubuh yang sempat diguyur hujan. Tak lama kemudian, gerbang dibuka. Tiket masuk Rp 5.500 per orang—harga yang terasa ringan untuk sebuah ruang hijau seluas hampir sembilan hektar.
Masuk ke dalam kawasan, sepeda kembali menjadi alat jelajah. Jalanan membentang cukup lebar, lanskap tertata, namun di beberapa sudut terlihat tanda-tanda perawatan yang mulai tertinggal. Kebun ini luas, potensial, dan menyimpan banyak cerita—bukan hanya soal tumbuhan, tetapi juga perjalanan panjang pembangunannya.
Dari Gagasan Ilmiah ke Ruang Publik

Kebun Raya Indrokilo bukan proyek yang lahir tiba-tiba. Inisiasinya dimulai pada 2013, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara LIPI—yang kini menjadi BRIN—dan Pemerintah Kabupaten Boyolali. Dua tahun kemudian, pada 2015, rencana pembangunan diajukan secara resmi oleh Bupati Boyolali kepada Kepala LIPI.
Meski baru diresmikan pada 3 Mei 2019 oleh Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI bersama Bupati Boyolali saat itu, Seno Samodro, kawasan ini sebenarnya sudah mulai dikunjungi sejak awal 2018. Beberapa bagian kebun dibuka lebih dulu dan menjadi tujuan wisata akhir pekan warga sekitar.
Seiring waktu, fasilitas terus dikembangkan. Hingga pandemi COVID-19 datang. Aktivitas wisata terhenti, kebun raya ikut sepi. Setelahnya, perlahan kawasan ini kembali dibuka, menyambut pengunjung yang rindu ruang hijau dan udara segar.
Kebun Raya di Tengah Kota
Terletak di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kebun Raya Indrokilo mengusung tema konservasi Tumbuhan Hutan Hujan Dataran Rendah Jawa Bagian Timur. Fungsinya tak sekadar wisata: konservasi, penelitian, pendidikan, hingga jasa lingkungan menjadi fondasi utama.
Saat ini tercatat sekitar 1.683 spesimen tumbuhan, mencakup 368 spesies, 267 marga, dan 105 suku. Angka-angka itu mungkin terdengar teknis, namun di lapangan ia menjelma menjadi jalur-jalur hijau, kanopi pepohonan, dan ruang belajar terbuka bagi siapa pun.

Daya tariknya juga beragam. Gerbang Pasingsingan yang menjulang setinggi 12 meter menyambut pengunjung dengan kesan monumental. Patung Sosro Birowo berdiri kokoh, membawa cerita dari kisah Mahesa Jenar. Ada taman labirin berbentuk gunungan wayang, taman paku, hingga rumah ekologi yang difungsikan sebagai ruang edukasi.
Di sudut lain, replika mini Air Terjun Niagara dan fitur kolam dengan lukisan bahtera Nabi Nuh memberi sentuhan simbolik—kadang terasa kontras, tapi justru itulah wajah Kebun Raya Indrokilo: perpaduan sains, budaya, dan rekreasi.
Sunyi yang Menyimpan Harapan
Pagi itu, kebun raya masih lengang. Hanya suara sepeda, gemerisik daun, dan sisa gerimis yang jatuh perlahan. Di tengah luasnya ruang hijau ini, muncul satu kesan yang tak terucap: kebun raya ini menyimpan potensi besar, sekaligus tantangan perawatan dan keberlanjutan.
Kebun Raya Indrokilo bukan sekadar tempat berfoto atau berlibur singkat. Ia adalah ruang ingatan tentang upaya manusia merawat alam, tentang jeda di tengah kota, dan tentang perjalanan—baik dengan sepeda, maupun dengan kebijakan dan waktu.
Gerimis mungkin sudah berhenti. Tapi cerita kebun raya ini masih terus berjalan. (mac)

