LESINDO.COM- Mentari pagi menembus lembut sela pepohonan di tepian Sungai Pusur. Airnya berkilau seperti kaca bening yang memantulkan langit Klaten yang biru. Dari kejauhan terdengar suara riuh tawa — suara orang-orang yang siap menantang arus, menelusuri sungai dengan ban karet di bawah kendali alam. Deru air sungai berpadu dengan tawa para wisatawan yang mengenakan helm dan pelampung warna-warni. Di bawah langit biru Klaten yang teduh, mereka bersiap menaklukkan aliran Sungai Pusur — sebuah destinasi wisata alam yang kini menjelma menjadi ikon petualangan air di Polanharjo.
Pusur River Tubing Adventure bukan sekadar wisata, tetapi juga pengalaman menyatu dengan alam. Jalur sepanjang dua kilometer itu menawarkan sensasi mendebarkan ketika ban karet yang mereka tumpangi meluncur mengikuti derasnya arus, melewati bebatuan alami dan pepohonan rindang di tepi sungai.

“Awalnya sungai ini hanya untuk irigasi dan mandi warga, tapi sekarang bisa jadi sumber rejeki,” ujar Suyono, salah satu pengelola sekaligus warga setempat yang sejak 2015 aktif mengembangkan wisata tubing di kawasan itu.
Ia menceritakan, ide memanfaatkan Sungai Pusur muncul ketika melihat potensi air yang jernih dan arus yang cukup stabil sepanjang tahun. Dengan dukungan masyarakat dan karang taruna desa, kawasan ini kemudian disulap menjadi destinasi wisata ramah lingkungan. Kini, Pusur River Tubing menjadi salah satu magnet wisata di Klaten bagian utara, terutama bagi wisatawan muda pencinta adrenalin.
Bagi pengunjung, pengalaman di sini lebih dari sekadar meluncur di atas air. Sepanjang perjalanan, mereka disuguhi panorama persawahan hijau, udara segar pedesaan, dan keramahan warga sekitar. Tak jarang, anak-anak kecil di tepi sungai melambaikan tangan sambil berteriak gembira, menambah kehangatan suasana.
Salah satu wisatawan asal Yogyakarta, Lilis (27), mengaku terkesan. “Rasanya seperti kembali ke masa kecil, main air bareng teman-teman. Tapi yang ini lebih seru, karena bisa sambil menikmati alam,” tuturnya.

Keamanan pun menjadi prioritas utama. Setiap peserta wajib mengenakan alat pelindung dan didampingi pemandu berpengalaman. Tarifnya pun terjangkau, mulai Rp35.000 hingga Rp50.000 per orang, tergantung panjang lintasan yang dipilih.
Kini, Pusur River Tubing bukan hanya menghidupkan sektor wisata, tetapi juga ekonomi warga. Banyak penduduk yang membuka warung makan, penyewaan alat, hingga usaha oleh-oleh khas desa.
Bagi siapa pun yang ingin merasakan sensasi petualangan alami tanpa harus jauh ke pegunungan atau pantai, Sungai Pusur menawarkan keindahan sederhana namun menggugah — sebuah bukti bahwa desa pun bisa menjadi pintu gerbang wisata berkelas. (Hib)