LESINDO.COM – Suara gemuruh air berpadu dengan teriakan gembira para peserta rafting di Sungai Elo, Magelang. Di bawah terik matahari yang bersahabat, perahu-perahu karet berwarna mencolok meluncur menembus arus, menabrak jeram, lalu melambung ringan di antara riak air. Di sinilah, petualangan sejati dimulai — sebuah pengalaman memacu adrenalin namun tetap ramah bagi pemula, yang dikelola oleh CitraElo Rafting, salah satu operator arung jeram terbaik di kawasan ini.
Pesona Sungai di Kaki Borobudur
Sungai Elo mengalir tenang di antara dua candi besar peninggalan sejarah: Candi Borobudur dan Candi Mendut. Letaknya yang strategis membuat wisata arung jeram ini menjadi salah satu paket wisata unggulan di Magelang. Dari pusat kota, perjalanan menuju basecamp CitraElo hanya memakan waktu sekitar 30 menit, sementara dari Yogyakarta bisa ditempuh dalam satu jam perjalanan.
Pagi itu, sekitar pukul delapan, puluhan wisatawan dari berbagai daerah bersiap di pendopo basecamp CitraElo. Beberapa tampak masih ragu memegang dayung, sementara yang lain sudah sibuk berfoto dengan helm dan pelampung warna-warni. “Tenang saja, jeramnya tidak terlalu ekstrem, tapi tetap seru,” ujar Bima, salah satu pemandu berpengalaman sambil tersenyum menenangkan peserta.
Petualangan di Atas Air

Rute arung jeram Sungai Elo memiliki panjang sekitar 12 kilometer, dengan waktu tempuh antara 2,5 hingga 3 jam. Arus sungai dikategorikan Grade II hingga III, cukup menantang tapi masih aman untuk keluarga atau pemula. Setiap tim terdiri dari 4–6 orang dengan satu pemandu yang mengarahkan jalannya perahu.
Begitu perahu dilepaskan ke arus, suasana berubah total. Teriakan dan tawa membaur dengan cipratan air yang menyegarkan. Di beberapa titik, jeram cukup tinggi sehingga perahu melompat sesaat sebelum mendarat di gelombang besar. “Serasa di roller coaster, tapi lebih alami,” ujar Laila, wisatawan asal Jakarta, yang mengaku baru pertama kali mencoba rafting.
Sesekali, perahu berhenti di tepi sungai. Para peserta beristirahat sambil menikmati kudapan ringan yang disediakan operator. Dari tepian, pemandangan begitu menenangkan: sawah hijau membentang, tebing batu alami menjulang, dan burung-burung kecil berkejaran di udara.
Ramah di Segala Musim
Berbeda dengan banyak sungai lainnya, Sungai Elo bisa diarungi sepanjang tahun. Bahkan saat musim kemarau, debit air tetap cukup untuk aktivitas rafting. Hal ini berkat kondisi hulu sungai yang stabil dan perawatan rutin oleh para pemandu. Mereka secara berkala melakukan kerja bakti membersihkan dasar sungai dari batang kayu dan batu besar yang dapat menghambat perjalanan.
“Musim kemarau justru banyak wisatawan datang. Airnya lebih jernih, dan suasana pedesaan terlihat lebih cantik,” kata Eko Prasetyo, pengelola CitraElo Rafting, saat ditemui di basecamp. Ia menambahkan, keamanan dan kenyamanan pengunjung selalu menjadi prioritas utama. Setiap peserta mendapatkan perlengkapan standar internasional serta asuransi perjalanan. (mac)