spot_img
BerandaJelajahjelajahLomba Solo Vokal Dangdut Tempo Doeloe Korpri Sukoharjo: Merawat Kebersamaan Lewat Nada-Nada...

Lomba Solo Vokal Dangdut Tempo Doeloe Korpri Sukoharjo: Merawat Kebersamaan Lewat Nada-Nada Lawas

Lomba dangdut tempo doeloe ini bukan sekadar panggung kompetisi. Ia menjadi ruang perjumpaan, wadah ekspresi, dan titik temu yang menghangatkan persaudaraan antaranggota Korpri di Sukoharjo. Melalui irama lawas, semangat baru justru tumbuh—semangat untuk terus berkarya, bersinergi, dan berbakti bagi pendidikan serta pembangunan daerah.

LESINDO.COM – Pada Rabu, 20 November 2025, Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo berubah menjadi ruang penuh nostalgia. Korpri Unit Disdikbud Sukoharjo menggelar Lomba Solo Vokal Dangdut Tempo Doeloe, sebuah ajang yang bukan hanya memamerkan suara merdu para aparatur, tetapi juga merayakan rasa kebersamaan di bawah semangat Bersatu, Berdaulat, dan Mewujudkan Indonesia Maju.

Dari seluruh kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, hadir masing-masing 30 peserta kategori pria dan 30 peserta kategori putri. Mereka tampil membawakan lagu-lagu dangdut klasik yang pernah mewarnai masa muda banyak orang—irama koplo belum menguasai panggung, dan lirik-lirik penuh cerita menjadi ruh yang menghidupkan suasana.

Semarak penonton memenuhi aula yang siang itu dipadati yel-yel dukungan dari rekan-rekan sejawat. Denting organ tunggal dan suara penyanyi yang bergantian tampil seolah membawa semua orang menengok kembali ke masa lalu: era pita kaset, panggung hajatan, dan irama slow dangdut yang mendayu.

Dari deretan peserta putri, Tiwik Lestari, S.Pd, perwakilan Kecamatan Kartasura, tampil memukau dengan penghayatan vokal yang kuat. Penampilannya berhasil menarik perhatian dewan juri hingga ia dinobatkan sebagai Juara II dan berhak memperoleh uang pembinaan sebesar Rp1.000.000. Sorak sorai dari rombongan Kartasura pun pecah ketika namanya disebut, pertanda bangga sekaligus haru.

Sementara itu, dari kategori pria, Eko Yunianto, S.Pd, juga dari Kartasura, sukses menyabet Juara Harapan I. Dengan karakter suara yang khas, ia membawa pulang uang pembinaan sebesar Rp300.000. Meski belum menjadi juara utama, pencapaian tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kecamatan Kartasura.

Lomba dangdut tempo doeloe ini bukan sekadar panggung kompetisi. Ia menjadi ruang perjumpaan, wadah ekspresi, dan titik temu yang menghangatkan persaudaraan antaranggota Korpri di Sukoharjo. Melalui irama lawas, semangat baru justru tumbuh—semangat untuk terus berkarya, bersinergi, dan berbakti bagi pendidikan serta pembangunan daerah.

Di akhir acara, para peserta, panitia, dan penonton kembali pulang dengan senyum puas. Nada-nada tempo dulu mungkin sudah berlalu dari puncak kejayaannya, tetapi di panggung Korpri Sukoharjo, ia hidup kembali—menguatkan rasa persatuan dalam langkah menuju Indonesia yang maju.(mac)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments