LESINDO.COM – Di balik tebing kapur raksasa, Pantai Pandawa menyimpan kisah tentang laut yang tenang dan tawa wisatawan yang mendayung di atasnya. Di sini, kano bukan sekadar permainan air, tapi cara manusia menyapa laut dan menemukan kedamaian di bawah langit Bali. Menjelang senja, cahaya keemasan menari di air tenang Pantai Pandawa. Di atas kano sederhana, wisatawan mendayung perlahan — menikmati momen kecil yang mengajarkan makna kebebasan dan ketenangan sejati. Sore itu, langit Bali berwarna lembut. Angin membawa aroma asin laut, menyentuh wajah wisatawan yang duduk di tepi pasir putih.
Di antara tawa anak-anak dan gemuruh ombak kecil, deretan kano berwarna biru-putih tersusun rapi di tepi pantai. Setiap kano seolah menunggu untuk mengantar pengunjung menyusuri laut yang tenang. “Awalnya cuma mau lihat-lihat, tapi begitu lihat orang mendayung, rasanya pengin juga. Pas naik kano, pemandangannya luar biasa!” kata Rini, wisatawan asal Bandung.
Daya Tarik Utama: Kano di Tengah Laut

Pantai Pandawa, yang terletak di Desa Kutuh, Badung, Bali Selatan, kini menjadi salah satu destinasi paling ramai dikunjungi wisatawan. Selain tebing batu kapur dan patung Pandawa Lima yang megah, aktivitas mendayung kano menjadi daya tarik tersendiri.
Ombaknya yang relatif tenang membuat aktivitas ini aman untuk keluarga, bahkan bagi mereka yang baru pertama kali mencoba. Di bawah langit biru, kano meluncur perlahan, menciptakan pemandangan menawan di atas laut jernih berkilau.
“Wisatawan paling suka kano karena laut di sini bersahabat. Kami selalu pastikan mereka tetap di area aman,” ujar Made, lifeguard Pantai Pandawa.
Harmoni Warga dan Wisata

Bagi warga lokal, kehadiran wisatawan bukan hanya soal keramaian, tapi juga keberkahan. Sebagian besar kano yang disewakan adalah milik penduduk sekitar. Mereka bergotong royong mengelola area pantai, menjaga kebersihan, dan membantu wisatawan agar nyaman.
“Dulu tempat ini sepi, tersembunyi di balik tebing. Sekarang jadi ikon Bali Selatan. Tapi kami tetap jaga tradisi dan lingkungan,” kata Ketut Arya, pengelola kawasan wisata Pandawa.
Selain menyewakan kano, warga juga membuka warung kecil yang menjual kelapa muda, jagung bakar, dan minuman dingin. Kehangatan mereka menjadi bagian dari pesona Pandawa itu sendiri.
Senja dan Keheningan
Menjelang sore, matahari turun perlahan di ufuk barat. Cahaya jingga menyapu langit dan memantul di permukaan laut yang bergelombang lembut. Dari kejauhan, wisatawan yang masih di tengah laut tampak seperti bayangan kecil di lautan emas.
Saat kano mulai menepi, mereka membawa pulang bukan hanya foto, tapi juga rasa damai yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. “Bali selalu punya cara membuat hati tenang,” ucap Rini pelan, sambil menatap ombak terakhir yang berkejaran di pasir. (dhe)

