spot_img
BerandaHumanioraKAPAL-KAPAL KECIL PENJAGA RAKSASA

KAPAL-KAPAL KECIL PENJAGA RAKSASA

Wratantya Angga Hitha dan Jejak Kapten di Sungai Berau

LESINDO.COM – Di sebuah tikungan sunyi di Sungai Berau, Kalimantan Timur, pagi selalu datang dengan suara mesin yang bergemuruh rendah—seperti napas panjang sungai yang tak pernah tidur. Di situlah Kapten Wratantya Angga Hitha, lulusan angkatan 35 SMK Pelayaran Kartasura dengan bendera kapal TB. Subur Rejeki 1 memulai harinya. Lahir dan tumbuh di Masaran, Sragen, ia kini menakhodai salah satu kapal paling kecil di antara raksasa-raksasa perairan, namun justru paling menentukan: Kapal Assist Tug milik PT. Pelayaran Daya Samudra Mandiri.

Bagi mata awam, tugboat tampak seperti kapal mungil yang hanya mondar-mandir di sisi kapal besar. Tetapi bagi Angga, yang lulus pada tahun 2012 dan telah puluhan kali menghadapi arus berkarakter keras Sungai Berau, tugboat adalah “otot rahasia” dunia pelayaran. Tanpa kapal ini, kapal-kapal besar yang mengangkut batu bara, logistik, atau bahan bakar tak akan pernah bisa bergerak presisi saat keluar-masuk pelabuhan.

“Assist tug itu kecil, tapi tanggung jawabnya besar. Kita ini yang memastikan raksasa-raksasa itu bisa bernapas dan bergerak,” ujarnya suatu sore di dermaga perusahaan.

MENDORONG RAKSASA

Tugas utama kapal assist tug sebenarnya sederhana, tetapi berbahaya: mendorong atau menarik kapal besar agar bisa bermanuver tepat. Misalnya saat kapal tanker hendak sandar, atau ketika sebuah kontainer raksasa harus diputar di badan sungai yang sempit. Situasi ideal tidak selalu hadir; angin bisa tiba-tiba keras, arus bisa menyeret buritan, dan visibilitas sering turun karena kabut sungai.

Di saat-saat seperti itu, Angga dan kru tugboat harus membaca gerakan air, arah angin, dan ritme motor kapal besar. Kesalahan satu meter saja bisa berarti kapal jutaan dolar menabrak dermaga.

Kapal assist tug ibarat mobil kecil berkekuatan besar, sementara kapal besar adalah truk trailer raksasa. Truk itu bisa berjalan sendiri, tetapi tanpa arahan “mobil kecil”, ia tidak akan pernah bisa parkir dengan aman.

KARAKTER YANG TAK TERLIHAT

Komunikasi dengan pihak dermaga pun menjadi instrumen utama dalam kelancaran operasi, memastikan setiap manuver dan instruksi dapat terlaksana dengan aman dan tepat waktu. (mc)

Assist tug didesain bukan untuk gaya, tetapi untuk kekuatan. Tubuhnya pendek dan gempal, mesinnya bertenaga jauh di atas ukuran fisiknya. Di dalam ruang mesin, suara seperti gelegar terdengar konstan—denyut yang menjaga kapal tetap siap melompat kapan pun dibutuhkan.

Karakteristik kapal semacam ini antara lain:

  • Mesin super kuat, bahkan untuk ukuran kapal sekecil itu.
  • Responsif, bisa berputar hampir di tempat, menari di antara pusaran arus sungai.
  • Dilengkapi sistem towing dan pushing, dua kemampuan inti untuk menarik dan mendorong kapal besar.
  • Dioperasikan di pelabuhan-pelabuhan besar: Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan—atau sungai-sungai vital seperti Berau.

Di balik kemudi, Angga harus menjaga keseimbangan antara ketelitian teknis dan naluri membaca alam. Tidak ada hari yang sama; sungai bisa berubah mood setiap jam.

DI ANTARA KRIKET MESIN DAN SUNYI SUNGAI

Kalimantan Timur dengan bentang sungainya yang panjang adalah ruang belajar yang tak habis-habis bagi seorang kapten tug. Di sela tugas, Angga kerap memandang jauh ke tepian hutan yang perlahan berubah, menyimpan cerita tentang industri, ekologi, dan arus modernisasi.

Namun, di balik semua itu, ada sisi manusia yang tak pernah hilang: rindu kampung di Masaran, percakapan dengan keluarga, dan kenangan jalan lurus Sragen yang jauh dari gemuruh mesin kapal.

“Kadang, tugboat ini seperti rumah kedua,” kata Angga. “Semakin lama, kita seperti menyatu dengan suaranya.”

PENJAGA SUNGAI YANG TAK MENCARI PANGGUNG

Di dunia pelayaran, nama-nama kapal besar selalu mengisi berita. Tapi di balik itu, ada tugboat—kapal kecil yang memegang kendali presisi, bekerja dekat dengan bahaya, dan jarang disebut dalam laporan-laporan resmi.

Feature ini adalah sedikit ruang untuk figur-figur seperti Angga dan kapal-kapal assist tug yang ia pimpin—penjaga raksasa yang tak mencari panggung, namun tanpanya pelayaran modern tidak akan pernah benar-benar berjalan. (mac)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments