spot_img
BerandaHumanioraGuru di Persimpangan Zaman: Disiplin, Viral, dan Protes Orang Tua

Guru di Persimpangan Zaman: Disiplin, Viral, dan Protes Orang Tua

“Sekarang guru serba salah,” ujar salah seorang guru senior di sekolah tersebut. “Kalau dibiarkan, dibilang tidak mendidik. Kalau ditegur, dibilang melanggar hak anak.” Kasus Bu Dini seolah menjadi potret nyata dilema guru di era digital — ketika setiap tindakan bisa direkam, diunggah, dan dihakimi oleh publik.

LESINDO.COM – Dunia pendidikan kembali diguncang perdebatan setelah viralnya video seorang kepala sekolah, Bu Dini Fitria, yang menegur keras seorang murid karena kedapatan merokok di area sekolah. Tindakan disiplin itu, yang semula dimaksudkan untuk memberi pelajaran moral, justru berujung panjang: protes orang tua, laporan ke pihak berwenang, hingga keputusan dinonaktifkannya Bu Dini sementara waktu.

Peristiwa itu terjadi saat Bu Dini tengah berkeliling halaman sekolah pada jam istirahat. Asap rokok tercium dari balik gedung laboratorium. Setelah diselidiki, ia mendapati salah satu siswanya tengah asyik merokok bersama dua teman. Di depan murid lain, Bu Dini menegur dan memberi sanksi pembinaan. Namun, momen tersebut terekam dan menyebar cepat di media sosial.

Dalam hitungan jam, potongan video itu memicu beragam komentar. Sebagian mendukung tindakan tegas Bu Dini, menilai bahwa disiplin harus ditegakkan. Namun tak sedikit pula yang menilai pendekatannya terlalu keras, terlebih setelah keluarga siswa melayangkan protes dan laporan resmi.

“Sekarang guru serba salah,” ujar salah seorang guru senior di sekolah tersebut. “Kalau dibiarkan, dibilang tidak mendidik. Kalau ditegur, dibilang melanggar hak anak.” Kasus Bu Dini seolah menjadi potret nyata dilema guru di era digital — ketika setiap tindakan bisa direkam, diunggah, dan dihakimi oleh publik. Di tengah tekanan kurikulum, aturan birokrasi, dan ekspektasi masyarakat, guru kerap terjebak antara menjalankan tanggung jawab moral dan menjaga citra lembaga.

Sejumlah pengamat pendidikan menilai, fenomena ini mencerminkan pergeseran nilai antara generasi pendidik dan generasi murid saat ini. “Guru dulu dihormati sebagai pembimbing moral, kini lebih sering diposisikan seperti pegawai jasa pendidikan,” ujar seorang pemerhati pendidikan. “Padahal mendisiplinkan siswa adalah bagian dari mendidik, bukan bentuk kekerasan.”

Bu Dini sendiri tak banyak bicara di depan media. Ia hanya menuliskan satu kalimat di status pribadinya: “Saya hanya ingin anak-anak belajar menghargai aturan, bukan karena takut, tapi karena tahu maknanya.”

Kini, kasus ini tengah ditangani pihak dinas pendidikan setempat. Namun di balik itu, satu pertanyaan besar mengemuka:
Apakah guru masih punya ruang untuk menanamkan nilai dan disiplin, ataukah dunia pendidikan kini hanya berani sejauh peraturan tertulis? (Fai)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments