spot_img
BerandaHumanioraEmpat Kali Donor, Empat Kali Belajar Tentang Tubuh Sendiri

Empat Kali Donor, Empat Kali Belajar Tentang Tubuh Sendiri

Di sudut ruang donor, beberapa petugas PMI Kabupaten Sukoharjo sibuk memeriksa satu per satu pendonor. Salah petugas menjelaskan bahwa setiap proses selalu mengutamakan keselamatan.

LESINDO.COM – Tahun boleh berganti, tetapi tekad Suzana untuk tetap berdonor darah tidak pernah surut. Di antara kesibukan kerjanya, perempuan itu kembali datang ke ruang donor dengan langkah yang lebih pelan namun pasti. Pengalaman gagal pada pemeriksaan tahun lalu masih melekat, tetapi hari itu ia memilih hadir dengan hati yang lebih siap.

Kenangan Setahun Lalu

Suzana masih ingat jelas momen ketika duduk di kursi pemeriksaan. Ia berharap dapat menyumbangkan darah seperti sebelumnya. Namun angka pada alat tensi berkata lain. Tekanan darahnya naik, bahkan setelah petugas PMI memintanya minum air putih dan memberi waktu jeda sebelum pemeriksaan ulang.

“Waktu itu tetap tinggi. Ya sudah, akhirnya saya mundur,” kenangnya dengan nada pelan. Ada sedikit kecewa yang tersisa—kekecewaan karena ia merasa gagal melakukan sesuatu yang sederhana namun bermakna.

Kembali dengan Hati Lebih Tenang

Setahun kemudian, Suzana kembali hadir dalam kegiatan donor darah PGRI. Kali ini ia tampak lebih siap. Ia datang lebih awal, memastikan cukup istirahat, dan menjaga diri agar tidak terburu-buru.

Hasilnya berbeda. Tensi 140 memang belum ideal, tetapi masih dalam batas toleransi aman untuk donor.

“Alhamdulillah… akhirnya bisa lolos,” ucapnya sambil tersenyum ketika petugas menyatakan dirinya memenuhi syarat.

Perspektif PMI: “Yang Penting Aman untuk Pendonor”

Di sudut ruang donor, beberapa petugas PMI Kabupaten Sukoharjo sibuk memeriksa satu per satu pendonor. Salah petugas menjelaskan bahwa setiap proses selalu mengutamakan keselamatan.

“Kami tidak hanya menilai angka tensi, tetapi juga kondisi umumnya. Kalau tensi 140 dengan denyut stabil dan pendonor merasa fit, itu masih bisa kami izinkan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa banyak pendonor yang justru mengetahui kondisi kesehatannya melalui kegiatan donor darah.

“Banyak yang baru sadar tensinya tinggi atau HB-nya turun setelah diperiksa. Jadi, donor ini sebenarnya sekalian screening kesehatan gratis,” tuturnya sambil tersenyum.

Donor sebagai Cara Mengenali Tubuh Sendiri

Melihat jarumnya memang sempat menimbulkan rasa gentar, namun ingatan bahwa setetes darah bisa berarti begitu besar bagi seseorang yang membutuhkan—itu yang perlahan menghapuskan rasa takut. (mc)

Suzana mengangguk setuju. Bagi dirinya, donor darah bukan sekadar rutinitas sosial. Donor adalah caranya membaca sinyal tubuh, memastikan semuanya masih bekerja sebagaimana mestinya. Empat kali donor membuatnya terbiasa mengecek tensi, hemoglobin, hingga kondisi umum tubuh.

“Saya jadi lebih peka sama kesehatan sendiri,” ujarnya.

Ada satu perubahan yang diam-diam ia syukuri. Dulu, Suzana sering mengalami biduran. Bentol-bentol di kulit muncul tiba-tiba. Namun setelah rutin donor, keluhan itu jarang muncul lagi. “Nggak tahu kenapa, tapi rasanya memang lebih enakan,” katanya.

Seketika Menjadi Bagian dari Kebaikan yang Lebih Besar

Kini Suzana hampir tak pernah melewatkan kegiatan donor darah. Baginya, menyumbangkan satu kantong darah adalah cara kecil berbuat baik, tetapi manfaatnya kembali ke tubuhnya sendiri.

“Pendonor itu seperti punya alarm kesehatan,” ujar petugas PMI. “Setiap datang donor, tubuh dicek ulang. Itu kebiasaan baik yang tidak semua orang miliki.”

Suzana tersenyum mendengar itu. Ia merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar—sebuah lingkaran kebaikan yang sederhana, tetapi nyata.

“Saya merasa lebih sehat dan lebih yakin dengan kondisi tubuh sendiri,” ujarnya pelan.

Mungkin benar, tak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi di dalam tubuh. Namun bagi Suzana, donor darah adalah perjalanan kecil untuk berdamai dengan diri sendiri sekaligus menolong sesama. Perjalanan itu terus ia jalani, setetes demi setetes kebaikan yang ia titipkan pada setiap kantong darah. (mac)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments