spot_img
BerandaBudayaDari Buku Gambar ke Lembar Kehidupan

Dari Buku Gambar ke Lembar Kehidupan

Ternyata, apa yang dulu sekadar coretan polos seorang anak, bukanlah khayalan. Ia adalah cerminan dari kenyataan yang kelak akan saya temui. Seakan-akan, gambar sederhana itu adalah ramalan kecil yang tertulis di atas kertas gambar, menunggu saatnya untuk terwujud dalam kehidupan nyata.

LESINDO.COM – Dulu, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, pelajaran seni terasa begitu sederhana. Hanya ada dua pilihan: menggambar atau bernyanyi. Dua aktivitas itu pun dijalani tanpa banyak variasi, seakan-akan seni hanyalah pengulangan belaka.

Yang paling membekas dalam ingatan adalah kebiasaan menggambar gunung. Dari kelas satu hingga kelas enam, hampir setiap tugas gambar selalu sama: dua gunung berdiri di kanan dan kiri, sebuah jalan membentang di tengah, dan hamparan sawah serta ladang menghiasi kiri dan kanan. Gambar itu seakan menjadi pola baku, tanpa ada upaya untuk mengajarkan hal lain.

Jalan nampak ramai para pengunjung mengabadikan setiap moment di kaki gunung jangan sampai ada yang terlwatkan. (mac)

Waktu berjalan cepat. Lima puluh tahun telah berlalu, dan saya mendapati diri kembali pada ingatan masa kecil itu. Kini, di usia senja, saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri: gunung yang kokoh, jalan yang membelah di tengah, serta hamparan sawah yang luas terbentang di kiri dan kanan.

Ternyata, apa yang dulu sekadar coretan polos seorang anak, bukanlah khayalan. Ia adalah cerminan dari kenyataan yang kelak akan saya temui. Seakan-akan, gambar sederhana itu adalah ramalan kecil yang tertulis di atas kertas gambar, menunggu saatnya untuk terwujud dalam kehidupan nyata.

Saya pun merenung. Mungkin seni tidak selalu soal keindahan rupa atau keterampilan teknik. Kadang, seni adalah cara sederhana anak-anak untuk merekam realitas, walau hanya dengan garis-garis kasar dan warna seadanya. Seni adalah jendela kecil yang memperlihatkan bagaimana kita memandang dunia dan bagaimana dunia itu kelak memperlihatkan dirinya kepada kita.

Kini, ketika mengingat kembali gambar gunung di masa kecil, saya menyadari satu hal: hidup pun seperti seni. Kadang kita mengulang hal yang sama, sederhana, bahkan membosankan. Namun kelak, di ujung perjalanan, kita menemukan makna di balik kesederhanaan itu. Apa yang dulu tampak biasa, ternyata menyimpan kebenaran yang dalam. (mac)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments