spot_img
BerandaHumanioraBahagia Itu Sesederhana Anak Kecil yang Menatap Langit

Bahagia Itu Sesederhana Anak Kecil yang Menatap Langit

Setiap hari bagi anak-anak adalah penemuan baru. Seekor kupu-kupu yang hinggap di jari bisa memantik keheranan, hujan pertama bisa memicu tarian spontan di halaman. Mereka memandang dunia dengan mata yang segar — seperti baru pertama kali melihatnya. Dan barangkali, memang begitu adanya.

LESINDO.COM – Anak-anak selalu punya cara untuk membuat dunia terasa lebih ringan. Mereka berlari tanpa alasan, tertawa tanpa rencana, dan menangis tanpa malu. Dalam diri mereka, hidup mengalir begitu saja — tanpa beban masa lalu, tanpa kekhawatiran tentang esok. Mungkin di situlah letak rahasia kebahagiaan yang sering hilang ketika kita tumbuh dewasa.

Anak-anak hidup sepenuhnya di saat ini. Mereka tak sibuk menyesali apa yang sudah lewat, tak pula cemas pada apa yang belum datang. Dunia mereka adalah “sekarang” — detik ketika gelembung sabun melayang, ketika hujan pertama turun, atau saat matahari sore menyentuh kulit mereka. Di momen-momen sederhana itu, mereka menemukan sukacita yang tulus.

Mereka juga belum mengenal beratnya tanggung jawab. Tak ada laporan yang menunggu, tak ada cicilan, tak ada tekanan sosial yang tak henti menuntut pembuktian. Bebas dari beban itulah, tawa mereka terdengar jujur. Energi yang mereka miliki bukan sekadar karena tubuh muda yang kuat, tapi karena hati yang belum diikat oleh kekhawatiran.

Setiap hari bagi anak-anak adalah penemuan baru. Seekor kupu-kupu yang hinggap di jari bisa memantik keheranan, hujan pertama bisa memicu tarian spontan di halaman. Mereka memandang dunia dengan mata yang segar — seperti baru pertama kali melihatnya. Dan barangkali, memang begitu adanya.

Yang paling menakjubkan, anak-anak memiliki kemampuan alami untuk melepaskan. Mereka bisa menangis sejadi-jadinya, lalu tertawa lagi lima menit kemudian. Mereka tidak menyimpan dendam, tidak mengulang-ulang kesalahan di kepalanya. Dalam cara mereka memaafkan dan melupakan, tersimpan pelajaran besar tentang kebebasan batin yang sering hilang di dunia orang dewasa.

Mungkin kita tidak bisa kembali menjadi anak-anak, tapi kita bisa belajar dari mereka. Belajar untuk hadir di saat ini, untuk menikmati hal kecil tanpa tergesa, untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Sebab kadang, kebahagiaan bukan sesuatu yang harus dikejar jauh-jauh — ia justru lahir dari kemampuan sederhana untuk melihat dunia dengan rasa ingin tahu, dan hati yang ringan. (Din)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments